Semakin aku belajar semakin aku tahu aku masih kanak2. Hujan,dingin dan kelaparan masih setia mengingatkan deadline matiku yg entah kapan. Semakin aku mendekat pada Pencipta. Semkin aku tahu banyak orang munafik dan aku ternyta termasuk didalamnya. Apa kata Gusmus? Neraka dan surga milikNya. Tak pantas kita berbuat ini itu untuk mendapat surga atau sekedar menghindari neraka. Yang pantas untuk kita hanya melakukan hal yg baik.bagamaina tahu itu baik? Diamlah.., tunggu.., rasakan..., tanyakan hati nurani dan hati kecilmu yg berteriak diantara raksasa penyakit hati.. Itu awal kecil dari kebaikan..
Kedamaian.. Damai? Apa itu definisi dari kata damai? Hati tenang tidak gelisah? Mugkin salah satunya.. Tapi rasanya semakin bergeser arti kata damai itu sndiri. Materi yg cukup sampai berlimbah sudah bisa dikatakan damai.. Ok, fine kalau materi membuat damai. Di kasus tertentu aku setuju. Tapi serasa ada bom waktu di balik kedamaian yg berasal dari materi itu.. Orang merasa aman,damai,tenang dibawah lindungan materinya. Tapi ketika materi itu dicabut atau hilang. Duar! Hilanglah serta merta kedamaian yg berasal dari materi tersebut. Hati jadi tak tenang, gundah,dsb.. Lantas? Bgaimana cara mendapatkan kedamaian yg gak ada bom waktunya? Tuhan! Allah! Jangan tanya kenapa? Lakukan saja dengan baik. Aku rasa pasti ada rasa di tiap manusia menghujat Tuhan atas apa yg telah dialami / lalui. Aku juga pernah menghujat Dia. Tapi apa pantas? Jagan bertanya! Rasakan dulu dengan baik sebelum melakukan sesuatu. Hal paling menyakitkan/buruk apa yg pernah kamu alami? Jawab dengan baik.. Adakah hal yg lebih menyakitkan/buruk yg dialami orang lain ketimbang dirimu?
Apa perlu kehilangan sesuatu yg paling kita sayangi dan jaga hanya untuk belajar mencintaiNya? Stop! Aku bingung arah kedewasaan pikiranku.
repost blog lama 30 Agustus 2012. kondisi sendirian dalem bis PO Family Raya. pisah sama fiqi di Rawangmangun.
No comments:
Post a Comment