Thursday 26 September 2013

Gus Jakfar ( Sebuah cerpen dari Gus Mus )

salah satu cerpen yang menginspirasi dan masih membekas di otak ceritanya. apalagi wkt dgr Gus Mus ndongeng langsung lwt mp3.. langsung aja dah.. selamat membaca.. :)


Di antara putera-putera Kiai Saleh, pengasuh pesantren "Sabilul Muttaqin" dan sesepuh di daerah kami, Gus Jakfar-lah yang paling menarik perhatian masyarakat. Mungkin Gus Jakfar tidak sealim dan sepandai saudara-saudaranya, tapi dia mempunyai keistimewaan yang membuat namanya tenar hingga ke luar daerah, malah konon beberapa pejabat tinggi dari pusat memerlukan sowan khusus ke rumahnya setelah mengunjungi Kiai Saleh. Kata Kang Solikin yang dekat dengan keluarga ndalem, bahkan Kiai Saleh sendiri segan dengan anaknya yang satu itu. "Kata Kiai, Gus Jakfar itu lebih tua dari beliau sendiri," cerita Kang Solikin suatu hari kepada kawan-kawannya yang sedang membicarakan putera bungsu Kiai Saleh itu. "Saya sendiri tidak paham apa maksudnya."
"Tapi, Gus Jakfar memang luar biasa," kata Mas Bambang, pegawai Pemda yang sering mengikuti pengajian subuh Kiai Saleh. "Matanya itu lho. Sekilas saja mereka melihat kening orang, kok langsung bisa melihat rahasianya yang tersembunyi. Kalian ingat, Sumini yang anak penjual rujak di terminal lama yang dijuluki perawan tua itu, sebelum dilamar orang sabrang kan ketemu Gus Jakfar. Waktu itu Gus Jakfar bilang, 'Sum, kulihat keningmu kok bersinar, sudah ada yang ngelamar ya?'. Tak lama kemudian orang sabrang itu datang melamarnya."

"Kang Kandar kan juga begitu," timpal Mas Guru Slamet. "Kalian kan mendengar sendiri ketika Gus Jakfar bilang kepada tukang kebun SD IV itu, 'Kang, saya lihat hidung sampeyan kok sudah bengkok, sudah capek menghirup nafas ya?' Lho, ternyata besoknya Kang Kandar meninggal."

"Ya. Waktu itu saya pikir Gus Jakfar hanya berkelakar," sahut Ustadz Kamil, "Nggak tahunya beliau sedang membaca tanda pada diri Kang Kandar."

"Saya malah mengalami sendiri," kata Lik Salamun, pemborong yang dari tadi sudah kepingin ikut bicara. "Waktu itu, tak ada hujan tak ada angina, Gus Jakfar bilang kepada saya, 'Wah, saku sampeyan kok mondol-mondol; dapat proyek besar ya?' Padahal saat itu saku saya justru sedang kemps. Dan percaya atau tidak, esok harinya saya memenangkan tender yang diselenggarakan Pemda tingkat propinsi."

"Apa yang begitu itu disebut ilmu kasyaf?" tanya Pak Carik yang sejak tadi hanya asyik mendengarkan.
"Mungkin saja," jawab Ustadz Kamil. "Makanya saya justru takut ketemu Gus Jakfar. Takut dibaca tanda-tanda buruk saya, lalu pikiran saya terganggu."
***
Maka, ketika kemudian sikap Gus Jakfar berubah, masyarakat pun geger; terutama para santri kalong, orang-orang kampung yang ikut mengaji tapi tidak tinggal di pesantren seperti Kang Solikin yang selama ini merasa dekat dengan beliau. Mula-mula Gus Jakfar menghilang berminggu-minggu, kemudian ketika kembali tahu-tahu sikapnya berubah menjadi manusia biasa. Dia sama sekali berhenti dan tak mau lagi membaca tanda-tanda. Tak mau lagi memberikan isyarat-isyarat yang berbau ramalan. Ringkas kata, dia benar-benar kehilangan keistimewaannya.

"Jangan-jangan ilmu beliau hilang pada saat beliau menghilang itu," komentar Mas Guru Slamet penuh penyesalan. "Wah, sayang sekali! Apa gerangan yang terjadi pada beliau?"

"Ke mana beliau pergi saat menghilang pun, kita tidak tahu;" kata Lik Salamun. "Kalau saja kita tahu ke mana beliau pergi, mungkin kita akan mengetahui apa yang terjadi pada beliau dan mengapa beliau kemudian berubah."

"Tapi, bagaimanapun ini ada hikmahnya," ujar Ustadz Kamil. "Paling tidak, kini kita bisa setiap saat menemui Gus Jakfar tanpa merasa deg-degan dan was-was; bisa mengikuti pengajiannya dengan niat tulus mencari ilmu. Maka, jangan kita ingin mengetahui apa yang terjadi dengan gus kita ini hingga sikapnya berubah atau ilmunya hilang, sebaiknya kita langsung saja menemui beliau."

Begitulah, sesuai usul Ustadz Kamil, pada malam Jum'at sehabis wiridan salat Isya, saat mana Gus Jakfar prei, tidak mengajar; rombongan santri kalong sengaja mendatangi rumahnya. Kali ini hampir semua anggota rombongan merasakan keakraban Gus Jakfar, jauh melebihi yang sudah-sudah. Mungkin karena kini tidak ada lagi sekat berupa rasa segan, was-was dan takut.

Setelah ngobrol ke sana kemari, akhirnya Ustadz Kamil berterus terang mengungkapkan maksud utama kedatangan rombongan: "Gus, di samping silaturahmi seperti biasa, malam ini kami datang juga dengan sedikit keperluan khusus. Singkatnya, kami penasaran dan sangat ingin tahu latar belakang perubahan sikap sampeyan."
"Perubahan apa?" tanya Gus Jakfar sambil tersenyum penuh arti. "Sikap yang mana? Kalian ini ada-ada saja. Saya kok merasa tidak berubah."

"Dulu sampeyan kan biasa dan suka membaca tanda-tanda orang," tukas Mas Guru Slamet, "kok sekarang tiba-tiba mak pet, sampeyan tak mau lagi membaca, bahkan diminta pun tak mau."

"O, itu," kata Gus Jakfar seperti benar-benar baru tahu. Tapi dia tidak segera meneruskan bicaranya. Diam agak lama. Baru setelah menyeruput kopi di depannya, dia melanjutkan, "Ceritanya panjang." Dia berhenti lagi, membuat kami tidak sabar, tapi kami diam saja.

"Kalian ingat, saya lama menghilang?" akhirnya Gus Jakfar bertanya, membuat kami yakin bahwa dia benar-benar siap untuk bercerita. Maka serempak kami mengangguk. "Suatu malam saya bermimpi ketemu ayah dan saya disuruh mencari seorang wali sepuh yang tinggal di sebuah desa kecil di lereng gunung yang jaraknya dari sini sekitar 200 km kea rah selatan. Namanya Kiai Tawakkal. Kata ayah dalam mimpi itu, hanya kiai-kiai tertentu yang tahu tentang kiai yang usianya sudah lebih 100 tahun ini. Santri-santri yang belajar kepada beliau pun rata-rata sudah disebut kiai di daerah masing-masing."

"Terus terang, sejak bermimpi itu, saya tidak bisa menahan keinginan saya untuk berkenalan dan kalau bisa berguru kepada Wali Tawakkal itu. Maka dengan diam-diam dan tanpa pamit siapa-siapa, saya pun pergi ke tempat yang ditunjukkan ayah dalam mimpi dengan niat bilbarakah dan menimba ilmu beliau. Ternyata, ketika sampai di sana, hampir semua orang yang saya jumpai mengaku tidak mengenal nama Kiai Tawakkal. Baru setelah seharian melacak ke sana kemari, ada seorang tua yang memberi petunjuk."

'Cobalah nakmas ikuti jalan setapak di sana itu' katanya. 'Nanti nakmas akan berjumpa dengan sebuah sungai kecil; terus saja nakmas menyeberang. Begitu sampai seberang, nakmas akan melihat gubuk-gubuk kecil dari bambu. Nah, kemungkinan besar orang yang nakmas cari akan nakmas jumpai di sana. Di gubuk yang terletak di tengah-tengah itulah tinggal seorang tua seperti yang nakmas gambarkan. Orang sini memanggilnya Mbah Jogo. Barangkali itulah yang nakmas sebut Kiai siapa tadi?'

'Kiai Tawakkal.'

'Ya, Kiai Tawakkal. Saya yakin itulah orangnya, Mbah Jogo.'

"Saya pun mengikuti petunjuk orang tua itu, menyeberang sungai dan menemukan sekelompok rumah gubuk dari bambu."

"Dan betul, di gubuk bambu yang terletak di tengah-tengah, saya menemukan Kiai Tawakkal alias Mbah Jogo sedang dikelilingi santri-santrinya yang rata-rata sudah tua. Saya diterima dengan penuh keramahan, seolah-olah saya sudah merupakan bagian dari mereka. Dan kalian tahu? Ternyata penampilan Kiai Tawakkal sama sekali tidak mencerminkan sosoknya sebagai orang tua. Tubuhnya tegap dan wajahnya berseri-seri. Kedua matanya indah memancarkan kearifan. Bicaranya jelas dan teratur. Hampir semua kalimat yang meluncur dari mulut beliau bermuatan kata-kata hikmah."

Tiba-tiba Gus Jakfar berhenti, menarik nafas panjang, baru kemudian melanjutkan, "Hanya ada satu hal yang membuat saya terkejut dan tgerganggu. Saya melihat di kening beliau yang lapang ada tanda yang jelas sekali, seolah-olah saya membaca tulisan dengan huruf yang cukup besar dan berbunyi 'Ahli Neraka'. Astaghfirullah! Belum pernah selama ini saya melihat tanda yang begitu gambling. Saya ingin tidak mempercayai apa yang saya lihat. Pasti saya keliru. Masak seorang yang dikenal wali, berilmu tinggi, dan disegani banyak kiai yang lain, disurati sebagai ahli neraka. Tak mungkin. Saya mencoba meyakin-yakinkan diri saya bahwa itu hanyalah ilusi, tapi tak bisa. Tanda itu terus melekat di kening beliau. Bahkan belakangan saya melihat tanda itu semakin jelas ketika beliau habis berwudhu. Gila!"

"Akhirnya niat saya untuk menimba ilmu kepada beliau, meskipun secara lisan memang saya sampaikan demikian, dalam hati sudah berubah menjadi keinginan untuk menyelidiki dan memecahkan keganjialan ini. Beberapa hari saya amati perilaku Kiai Tawakkal, saya tidak melihat sama sekali hal-hal mencurigakan. Kegiatan rutinnya sehari-hari tidak begitu berbeda dengan kebanyakan kiai yang lain: mengimami salat jamaah; melakukan salat-salat sunnat seperti dhuha, tahajjud, witir,dsb.; mengajar kitab-kitab (umumnya kitab-kitab besar); mujahadah; dzikir malam; menemui tamu; dan semacamnya. Kalaupun beliau keluar, biasanya untuk memenuhi undangan hajatan atau- dan ini sangat jarang sekali- mengisi pengajian umum. Memang ada kalanya beliau keluar pada malam-malam tertentu; tapi menurut santri-santri yang lama, itu pun merupakan kegiatan rutin yang sudah dijalani Kiai Tawakkal sejak muda. Semacam lelana brata, kata mereka."

"Baru setelah beberapa minggu tinggal di 'pesantren bambu', saya mendapat kesempatan atau tepatnya keberanian untuk mengikuti Kiai Tawakkal keluar. Saya pikir, inilah kesempatan untuk mendapatkan jawaban atas tanda tanya yang selama ini mengganggu saya."

"Begitulah, pada suatu malam purnama, saya melihat Kiai keluar dengan berpakaian rapi. Melihat waktunya yang sudah larut, tidak mungkin beliau pergi untuk mendatangi undangan hajatan atau lainnya. Dengan hati-hati saya membuntutinya dari belakang; tidak terlalu dekat, tapi juga tidak terlalu jauh. Dari jalan setapak hingga ke jalan desa, Kiai terus berjalan dengan langkah yang tetap tegap. Akan ke mana beliau gerangan? Apa ini yang disebut semacam lelana brata? Jalanan semakin sepi; saya pun semakin berhati-hati mengikutinya, khawatir tiba-tiba Kiai menoleh ke belakang."

"Setelah melewati kuburan dan kebun sengon, beliau berbelok. Ketika kemudian saya ikut belok, saya kaget, ternyata sosoknya tak kelihatan lagi. Yang terlihat justru sebuah warung yang penuh pengunjung. Terdengar gelak tawa ramai sekali. Dengan bengong saya mendekati warung terpencil dengan penerangan petromak itu. Dua orang wanita- yang satu masih muda dan yang satunya lagi agak lebih tua- dengan dandanan yang menor sibuk melayani pelanggan sambil menebar tawa genit ke sana kemari. Tidak mungkin Kiai mampir ke warung ini, pikir saya. Ke warung biasa saja tidak pantas, apalagi warung yang suasananya saja mengesankan kemesuman ini.

'Mas Jakfar!' tiba-tiba saya dikagetkan oleh suara yang tidak asing di telinga saya, memanggil-manggil nama saya. Masyaallah, saya hampir-hampir tidak mempercayai pendengaran dan penglihatan saya. Memang betul, mata saya melihat Kiai Tawakkal melambaikan tangan dari dalam warung. Ah. Dengan kikuk dan pikiran tak karuan, saya pun terpaksa masuk dan menghampiri kiai yang saya yang duduk santai di pojok. Warung penuh dengan asap rokok. Kedua wanita menor menyambut saya dengan senyum penuh arti. Kiai Tawakkal menyuruh orang disampingnya untuk bergeser, 'Kasi kawan saya ini tempat sedikit!' Lalu, kepada orang-orang yang ada di warung, Kiai memperkenalkan saya. Katanya, 'Ini kawan saya, dia baru datang dari daerah yang cukup jauh. Cari pengalaman katanya'. Mereka yang duduknya dekat serta merta mengulurkan tangan, menjabat tangan saya dengan ramah; sementara yang jauh melambaikan tangan".

"Saya masih belum sepenuhnya menguasai diri, masih seperti dalam mimpi, ketika tiba-tiba saya dengar Kiai menawari, 'Minum kopi ya?!' Saya mengangguk asal mengangguk. 'Kopi satu lagi, Yu!' kata Kiai kepada wanita warung sambil mendorong piring jajan ke dekat saya. 'Silakan! Ini namanya rondo royal, tape goreng kebanggan warung ini! Lagi-lagi saya hanya menganggukkan kepala asal mengangguk."

"Kiai Tawakkal kemudian asyik kembali dengan 'kawan-kawan'-nya dan membiarkan saya bengong sendiri. Saya masih tak habis pikir, bagaimana mungkin Kiai Tawakkal yang terkenal waliyullah dan dihormati para kiai lain bisa berada di sini. Akrab dengan orang-orang beginian; bercanda dengan wanita warung. Ah, inikah yang disebut lelana brata? Ataukah ini merupakan dunia lain beliau yang sengaja disembunyikan dari umatnya? Tiba-tiba saya seperti mendapat jawaban dari tanda tanya yang selama ini mengganggu saya dan karenanya saya bersusah payah mengikutinya malam ini. O, pantas di keningnya kulihat tanda itu. Tiba-tiba sikap dan pandangan saya terhadap beliau berubah."

'Mas, sudah larut malam,'tiba-tiba suara Kiai Tawakkal membuyarkan lamunan saya. 'Kita pulang, yuk!' Dan tanpa menunggu jawaban saya, Kiai membayari minuman dan makanan kami, berdiri, melambai kepada semua, kemudian keluar. Seperti kerbau dicocok hidung, saya pun mengikutinya. Ternyata setelah melewati kebon sengon, Kiai Tawakkal tidak menyusuri jalan-jalan yang tadi kami lalui. 'Biar cepat, kita mengambil jalan pintas saja!' katanya."

"Kami melewati pematang, lalu menerobos hutan, dan akhirnya sampai di sebuah sungai. Dan, sekali lagi saya menyaksikan kejadian yang menggoncangkan. Kiai Tawakkal berjalan di atas permukaan air sungai, seolah-olah di atas jalan biasa saja. Sampai di seberang, beliau menoleh ke arah saya yang masih berdiri mematung. Beliau melambai. 'Ayo!' teriaknya. Untung saya bisa berenang; saya pun kemudian berenang menyeberangi sungai yang cukup lebar. Sampai di seberang, ternyata Kiai Tawakkal sudah duduk-duduk di bawah pohon randu alas, menunggu. 'Kita istirahat sebentar,' katanya tanpa menengok saya yang sibuk berpakaian. 'Kita masih punya waktu, insya Allah sebelum subuh kita sudah sampai pondok.'

Setelah saya ikut duduk di sampingnya, tiba-tiba dengan suara berwibawa, Kiai berkata mengejutkan, 'Bagaimana? Kau sudah menemukan apa yang kaucari? Apakah kau sudah menemukan pembenar dari tanda yang kaubaca di kening saya? Mengapa kau seperti masih terkejut? Apakah kau yang mahir melihat tanda-tanda menjadi ragu terhadap kemahiranmu sendiri?' Dingin air sungai rasanya semakin menusuk mendengar rentetan pertanyaan beliau yang menelanjangi itu. Saya tidak bisa berkata apa-apa. Beliau yang kemudian terus berbicara.

'Anak muda, kau tidak perlu mencemaskan saya hanya karena kau melihat tanda "Ahli Neraka" di kening saya. Kau pun tidak perlu bersusah-payah mencari bukti yang menunjukkan bahwa aku memang pantas masuk neraka. Karena, pertama, apa yang kau lihat belum tentu merupakan hasil dari pandangan kalbumu yang bening. Kedua, kau kan tahu, sebagaimana neraka dan sorga, aku adalah milik Allah. Maka terserah kehendak-Nya, apakah Ia memasukkan diriku ke sorga atau neraka. Untuk memasukkan hamba-Nya ke sorga atau neraka, sebenarnyalah Ia tidak memerlukan alasan. Sebagai kiai, apakah kau berani menjamin amalmu pasti mengantarkanmu ke sorga kelak? Atau kau berani mengatakan bahwa orang-orang di warung yang tadi kau pandang sebelah mata itu pasti masuk neraka? Kita berbuat baik karena kita ingin dipandang baik oleh-Nya, kita ingin berdekat-dekat dengan-Nya, tapi kita tidak berhak menuntut balasan kebaikan kita. Mengapa? Karena kebaikan kita pun berasal dari-Nya. Bukankah begitu?'

Aku hanya bisa menunduk. Sementara Kiai Tawakkal terus berbicara sambil menepuk-nepuk punggung saya. 'Kau harus lebih berhati-hati bila mendapat cobaan Allah berupa anugerah. Cobaan yang berupa anugerah tidak kalah gawatnya dibanding cobaan yang berupa penderitaan. Seperti mereka yang di warung tadi; kebanyakan mereka orang susah. Orang susah sulit kau bayangkan bersikap takabbur; ujub, atau sikap-sikap lain yang cenderung membesarkan diri sendiri. Berbeda dengan mereka yang mempunyai kemampuan dan kelebihan: godaan untuk takabbur dan sebagainya itu datang setiap saat. Apalagi bila kemampuan dan kelebihan itu diakui oleh banyak pihak'

Malam itu saya benar-benar merasa mendapatkan pemahaman dan pandangan baru dari apa yang selama ini sudah saya ketahui.

'Ayo kita pulang!' tiba-tiba Kiai bangkit. 'Sebentar lagi subuh. Setelah sembahyang subuh nanti, kau boleh pulang.' Saya tidak merasa diusir; nyatanya memang saya sudah mendapat banyak dari kiai luar biasa ini."

"Ketika saya ikut bangkit, saya celingukan. Kiai Tawakkal sudah tak tampak lagi. Dengan bingung saya terus berjalan. Kudengar azan subuh berkumandang dari sebuah surau, tapi bukan surau bambu. Seperti orang linglung, saya datangi surau itu dengan harapan bisa ketemu dan berjamaah salat subuh dengan Kiai Tawakkal. Tapi, jangankan Kiai Tawakkal, orang yang mirip beliau pun tak ada. Tak seorang pun dari mereka yang berada di surau itu yang saya kenal. Baru setelah sembahyang, seseorang menghampiri saya. 'Apakah sampeyan Jakfar?' tanyanya. Ketika saya mengiyakan, orang itu pun menyerahkan sebuah bungkusan yang ternyata berisi barang-barang milik saya sendiri. 'Ini titipan Mbah Jogo, katanya milik sampeyan.'

'Beliau di mana?' tanya saya buru-buru.

'Mana saya tahu?' jawabnya. 'Mbah Jogo datang dan pergi semaunya. Tak ada seorang pun yang tahu dari mana beliau datang dan ke mana beliau pergi.'

Begitulah ceritanya. Dan Kiai Tawakkal alias Mbah Jogo yang telah berhasil mengubah sikap saya itu tetap merupakan misteri."

Gus Jakfar sudah mengakhiri ceritanya, tapi kami yang dari tadi suntuk mendengarkan masih diam tercenung sampai Gus Jakfar kembali menawarkan suguhannya.

Rembang, Mei 2002

Thursday 19 September 2013

BURAM

Mari kita awali tulisan kali ini dengan bacaan basmallah..

Assalamuallaikum wr wb. Smnjak hp ganti touch screen, nafsu nulis hal2 kecil jd ilang. Gr2 emosi jari yg mencet g sesuai sm huruf yg diinginkan. Nyoba nginget2 tulisan2 yg di hp lama malah bt jd males bt nulis.ok, dimulai dg refreshing. Awal masuk kuliah nyoba bt refreshing dl. refreshing pertama.. jalan2 doswal ke Tegal laka laka. hhe... semoga mbesok bs ttp kontak g putus tali silaturahimnya..


Pantai Pasir Hitam ( gatau nama pantainya apa)

masih di areal pantainya. ada mesin2 tempur mulai dari pesawat, tank, pek rudal

vilanya Pram..!! :) daerah Bumi Jawa, Tegal. ini vila jg sekaligus t4 posko sar gunung slamet. 

maen kartu di vilanya Pram. selalu menang dengan taktik nyembunyiin kartu dibawah paha.

refreshing kedua dilakuin setelah ngelakuin hal bodoh kira2 dua minggu sebelum tanggal 7 september kemarin. Bodoh? Inggih, bodoh pk “h”. Bertanya yg udh tau pst jawabanya dg jawaban pasti gbsnya dn pasti gada waktunya. Lupakan abstrak awal ini.

6 September 2013 kemarin sm anak2 bc dn 3 cewek sipil ndaki gunung Ungaran. Sejenak melupakan pertanyaan yg udah dilontarkan tentang bagai pungguk merindukan pluto. Akhirnya bs bw anak2 bc muncak. Sebelume gagal muncak gara2 kena badai di pertigaan promasan. Next time bw anak2 lg ke Merbabu. Mari sebarkan virus2 mendaki dan berpetualang. Hahaha... dan br pertama kalinya nge camp di puncak Ungaran. Dingin tp g bt nggigil. Mgkn gr2 satu tenda diisi 5 org. Tenda cewek tenda mewah, cm diisi 3 org aja. sampek puncak sekitar jam stgh 2.
Ngeliatin hp, Reminder 7 september 2013 di puncak Ungaran. Ironi untuk kedua kalinya.. Karimun Jawa | Jogja . Sunrise Puncak Ungaran | sunrise Puncak di sana. Seengaknya bs kembali mengedapankan logika dulu untuk urusan hati ini. Positif thinking sebagai seorang teman. Setiap orang punya prioritas hidup masing2. prioritas = urutan yang mesti di dahulukan.
Bicara soal sahabat atau teman atau tmn gila. Ntr dulu, bng mo mong apa. lgsg aja deh.

Seringnya kita kehilangan satu atau dua sahabat atau teman di karenakan komunikasi kita yg gak baik atau sudah gak ada lg komunikasi. Nah itu salah satu pnyebab hilangnya tmn atau sahabat. Yg kedua karena tmn atau sahabat lama sdh ganti nama. Ganti nama? Iye, tmn lama ane udh byk yg ganti nama di facebook pek bt bingung ini siapa, kpn ketemunya, kenal dmn. Hadewh..







Sunrise, Ungaran Mountain
Mari berbicang hal lain. Oi, pada baca berita g nih? Nonton tipi ga nih? Kemarin br panas2nya berita soal kerusuhan FPI di Kendal, Semarang. disini aq g ngomongin sp yg bnr dn sp yg slh. Aq g ngomongin soal sweeping atau maksiat. Aq ngerucutin bicara soal media. Media? Iye media. Aq tanya nih. Udah pd tau blm soal massa fpi yg nyeret warga sampe tewas? Apa yg ada di pikiran kalian semua? Kebanyakan pada nyalahin fpi. Bbrp org yg udh disuguhi video penyeretannya pst bakal emosi sm fpi. Sama brai, aq jg emosi wkt dgr berita itu. apalagi liat videonya. Beh.., diseret ntah itu brp meter pastinya. Tapi, setelah browsing2 dan nyoba make bbrp sudut pandang. Akhire aq tau kl media yg di kunyah kita selama ini isinya cm jualan yg heboh2 aja. kl ga “heboh” atau “bt g lg jd heboh” pst g bakal laku. Cm mau share aja ni video yg sp tau bs bt kalian seakan2 ada di sana sebelum kejadian..


sekali lg aq g mongin sp yg slh dn sp yg bnr. Cm pgn blg kl qt seharusnya bs lebih kritis sm media di indonesia ini. Selalu pake 5 prinsip. Apa, kenapa, bagaimana, siapa, kapan. Kl setiap berita qt bs pake 5 prinsip itu. pst bakal ngeh atau sadar kl media kebanyakan isinya cm dagelan sandiwara doank. Aq g blg semua y. cm blg kebanyakan. Soal yg 5 prinsip td. Aq cb tarik dr masalah ekonomi dl deh. Soal mahalnya tahu sama tempe. Ok. Siap?


1. Apa? tahu dan tempe naek gila2an. Makanan indonesia punya tuh.. L
2. Bagaimana bisa jadi mahal? Persaingan antara kedelai impor sama lokal brai. 3. Kenapa impor? Katanya sih pasokan dalam negeri kurang. Makanya perlu impor. 
4. -Siapa yg untung? Cb jawab sendiri . –siapa yg rugi? Cb jawab sendiri. –siapa yg pgn impor? Cb jawab sendiri. 
5. Kapan (Berkaitan dg waktu). Dr kpn kebijakan impor? Dari kpn pasokan dlm negeri krg? Sampai kpn mau impor? 

Udh itu dl semoga ckp bt qt kritisi y. dari poin yg ke 3 ini udh bs qt telaah nih. Media indonesia lebih sering nyorot tahu dan tempe jadi mahal. Tp g ngeliat di blakang layarnya. Cb qt lihat. Tahu dan tempe bahan bakunya apa? kedelai om! Yap bner. Apa media udah inspeksi di lapangan dan ngecek bnr apa gak pasokan dlm negeri brkurang? Apa media udh ngeliput petani kedelai di sektor pertaniannya? Kebanyakan malah nyorot para produsen tahu dan tempe. Lha produsen kedelainya gak di sorot om? Di berita di bilang pasokan dalam negeri cm 800rb ton per tahun. Dan kebutuhan dalam negeri sebesar 3 jt ton per tahun. Makanya indonesia impor dr luar negeri. Dan saat luar negeri gbs ngasi pasokan. Maka dr itu kedelai jd langka dan jd mahal. Cb baca 


kl emg produksi dlm negeri krg sehingga perlu impor krg lebih sebesar 2,2 jt ton per tahun. Knp produksi dlm negeri gak dr dulu ditingkatkan? Knp petani jd males bt nanem kedelai? Ya gara2 kedelai impor jauh lebih murah dr pd kedelai lokal.. makanya petani gak mau rugi bandar. Kl impor sp yg untung? yg pakai dasi di atas sanakah? Pembuat kebijakan kah? Maybe.. tp mo smpe kpn impornya? Kl impor trs y g bkl mau nanem ni petani indonesia. Sampailah saat luar negeri, sbut saja amerika gbs ngirim pasokan kedelai lg ke indonesia. Kedelai dalam negeri jd langka dan akhirnya melonjak dh harganya. Br deh om hatta blg, “ini saat yg tepat untuk petani untuk menanam kedelai”. Om! Kalo indonesia dr dulu g impor trs. Petani bakal semangat nanem kedelai dan g bkal takut rugi bandar om.
kesimpulan:
impor : rugi di petani sm konsumen, untung bt yg ngurusin impor(dpt cipratan pajak ky sapi kemarin mungkin)
Ok, aq bkn anak ekonomi dan cm asal nyoba nganalisis berita2 aja. nyoba belajar kritis dr media yg nyuapin kita.. omonganq diatas barusan mungkin byk salahnya dan terkesan bodoh bt org2 yg paham ekonomi dan pasar.  So what? Ini lbh baik dr pada manggut2 aja nelen mentah2 berita dr media. 

Sebelume jg ada masalah mesir. Terkait kudeta mursi. Aq gakan jelasin kronologinya. Ada byk versi stauq. Aq ambil dari 


Msh pake 5 prinsip lg. Yg bt aq prihatin itu masalah krisis kemanusiaanya salah satunya warga sipil di dor dan byk yg digebukin. Bisa kalian liat di youtube kl kalian kuat. Byk yg blg ini soal politik. Tp jg byk yg blg ini soal agama. Aq ga mongin ini soal apa disini. Aq cm pgn ty. Udh nyoba pake sudut pandang yg laen? Udh cb pk sumber yg laen. Wkt tu mbo kpn, malem2 aq browsing dn nyoba msk situs2 garis keras. Kl kalian tertaik bs kontak aja, ntr aq ks linknya. Cm bs blg ini situs nonis dan aq kaget ngebacanya. Pemakaian foto yg sama dg situs laen tp isi yg jelas2 beda. What? Ini apaan? Aq bnr2 bingung. Media ngapain lg nih? Akhire aq sadar (sblume jg udh sadar). Sadar kl bsr kemungkinan byk dr kita ada di dalam suguhan media yg disuguhkan dr media urutan kesekian yang mungkin dpt dr media yg kesekian kalinya. Bingung bahasaku kan kau? Lebih tepatnya. Kita dikabarkan dari media yg mungkin mendapatkanya dr media lain yg mungkin itu sebuah konspirasi global yg sgt besar. tmbah bingung? yowes tidur ajalah kau.. tp jg nyadar sih, diantara kita jg pasti ada oknum agamawannya. jd jgn slg adu domba atau nyerang duluan dg statement yg tajem2ngeliat krisis kemanusiaan cm bisa ngelus dada. sadar g bkl bs ngapa2in bt ngehentiin. Cm ngedoain aja dn ngeshare berita biar org2 jd ngerti mslh negara lain.seenggaknya urusan org lain. Gak cm mongin soal negara timur tengah aja y ini. Msh inget kerusuhan di inggris tahun 2011? Beh.., wkt tu buka omegle bt ngasah writting (wkt omegle blm jadi lahan mesum). Dpt org inggris 2 kali. Yg prtama mnt tlg di doakan agar kerusuhane cpt slesai. Org yg kedua lokasinya jauh dr t4 kerusuhan dn g kena dampak apa2. Tp dy blg, bodo amat sm masalah kerusuhan, kerajaan dan tradisinya. Yg pnt si doi bs kerja dn hidup tenang. Kaum opurtunis trnyata.. lha trs kalian mau jd yg mana nih dr dua org sample nih?

Apa yg mesti kita lakukan? Nih yg plg gmpg bs kita lakuin soal krisis kemanusiaan:
1. mendoakan semoga semoga semuanya kembali baik lagi.. 
2. share dn cari tau soal krisis kemanusiaannya itu 

bbrp wkt yg lalu s4 heboh jg di media elektronik lantaran ada org muslim yg krg lebih bilang gini. “beruntung pemerintah indonesia kita tidak kejam. Kalau tidak. Ormas2 islam bisa habis dibantai.” Wah gaswat tuh omonganya bs nyulut emosi. Ada yg kenal ulil JIL? Tuh dy yg ngomong ama tmn2e. Kbykan lgsg emosi dgr omongan ky gitu. Sama, aku jg rada panas dgre. Emg islam jelek y? sampai2 tiap apa yg dilakuin harus dpt ganjaran dibantai, diculik dn sbgainya? Kebanyakan orang ngeliat buruk orang yang angkat senjata tnp mau peduli alasan orang itu angkat senjata. Why? Karena kita terlalu mendewakan satu sudut pandang tnp mau nyoba bt ganti sudut pandang..


Kucoba coba memakai sudut pandang yg lain. Jebret..!! GOLL....!!
Gusdur...!! ada yg masih inget gusdur presiden kita?? Ada yg tau knp beliau bisa lengser padahal masa jabatannya masih lama? Cb diinget2 lg sembari kalian browsing. Apa yg akan terjadi jika gusdur gak mau lengser? Bisa kalian kira2 ga?

Gusdur(NU) à Kudeta/lengser sblm hbs masa jabatan à Gusdur ttp kekeh pertahankan kursi presiden à apa reaksi NU dan org2 garis keras pendukung Gusdur?


Ntah ini omongan siapa (lupa). Tp emg bnr ko. “semua media pasti ada kepentingan pemilik di belakangnya”. Tempo g bkl ngehujat ciputra. Tvone g bkl blg arb jenggotnya kepanjangan. Metro g bkl blg surya paloh brewoknya ky gorila dan rcti g bkl blg hanry tanoe percuma ikut2an nyawapres. dn pasti pemilik media akan menyuapi kita agar kita gak kelaperan..

Omong2 soal menyuapi. Mari berbicang hal lain.
Ada yg aneh dg jurusanku blakangan ini. Organisasinya udh kaya anak tk kelaperan yg dikasi permen. Ha? Mksdnya? Mksdnya anak kecil itu kelaperan pek nangis2 butuh makan. Tp org tuanya malah ngasi permen lolipop. Anak kecil itu berhenti nangis lantaran seneng dpt permen. Dijilat2 dh tu permenya pek lp kl sbnre tu anak kecil kelaperan dn butuh makan bkanya permen.. udh ngerti mksdnya?
Organisasi, bt qt bljar soft skill. Bt acara, ga skedar proker. Lbh dr sekedar koordinasi. Bervisi.bla bla bla laennya. tapi eng ing eng.. proker yg di udah dipikirkan, dimasak dan digodog gbs dilaksanakan lantaran gaada acc dr ehem2.. g hbs pikir dan dipikir pun ga akan hbs. gmn bs seorang pimpinan bs bilang “tai kucing” dr proker organisasi mahasiswanya? 
Oi mam oi! Inget mam, dirimu ini bkn org pinter akademis. Kuliah aja msh blepotan ko sok2an mongin organisasi. Mo jd aktivis bego kau?
Hahahaha... yasudahlah.. sabarkan dirimu adek2.. semoga lancar dan sukses kalian dg urusannya msg.. gada perpecahan atau saling tikam dr belakang. Hasiyah bahasane. Ckckckc...

Ini nih yg bt jd semangat bt ninggalin sipil. Ninggalin sistem yg aneh satu arah.. ayo semangat kuliah.

Peliharaan..mari ngomongi peliharaan. Sp yg sk kucing? Hahaha... i love cat so much. Unyu2, imut, nggemesin. Bbrp minggu kmrin mas eka (2008) nge share foto anak2 kucing di kose yg mau dibuang ibu kosnya. Jatuh cinta pd pandangan pertama dan ngambil satu. Bt di pelihara. Hahaha.. anak bc jg sng ada peliharaan. Uing namanya. Suka ngumpet di tumpukan baju kotor, lari2 g jelas pek nabrak kaki meja. Wes pokoke kl balik kontrakan mesti yg dicari pertama si Uing. makanannya mewah, yg melihara malah kalah.. awal2 makannya sosis. sekarang udh wiskas abal2 dh mau. Hahaha... kl pagi2 lgsg masuk kamar anak2 scr random. Gigit2 kaki sama tangan kita buat bangunin kl ini udh pagi. Hahaha... unyu2...!!



ga bicara soal kegemesan dan keunyuannya aja. wkt prtama2 dibawa kesini dy msh bego soal pub+kencingnya. Udh dikasi pasir buat pub+boker eh msh aja pub+boker di kamar org. Kamarku korban pub satu kali dan kencing 2 kali. Hahahaha... trs diapain tu kucing?
Kita siksa atas kebegoannya brai...!! hahahaha... J

 MASUKIN TOPLES TERUS TINGGAL NONTON TIPI BARENG2...
DITARUH DIATAS DISPENSER PEK NGEONG2 KETAKUTAN


MASUKIN TOPLES LAGI. DITUTUP TERUS DI GELINDINGIN.. :(












Di jitak kepalanya rame... Sampai saat ini. Penyayang uing no 1 di basecamp adalah widi wantoro.. dg catatan. Penyayang = penyiksa. Hahahaha... dengan rekor naruh Uing di atas pintu pek ketakutan selama > 5menit. ckckckc...

Oia, knp milih judul buram? Poin yg aq mau sampaikan adalah kalo qt hidup di bumi ini gbkl bisa putih bersih. Dn g bkl bisa hitam kelam. Pasti ada perpaduan antara hitam dan putih. Makanya aq kasi judul buram. Apa brarti gada org yg lempeng putih? Pasti ada. Nth tu dmn dn ada brp. Org yg pnh aq pikir dl lempeng putih aja trnyata jg abu2 ko. Bicara soal idealisme. Gada org yg idealis, yg ada cm org yg berusaha njaga idealisnya.

Udahlah, ini aja dulu. Bingung mo nulis apaan lg. Nyusul dh ntr..
Selamat untuk euro yg trs naek trhadap dolar.. pagi 19/09/2013 ini menembus 1.35xx dr yg semalem 1.33xx. naik 200an pips.  margin call dan ngebuat cenat cenut pikiran..
Aish lp lg bt nulis soal org2 yg ditemuin wkt ngebolang..

Wassalamuallaikum wr wb.