Thursday 31 January 2013

Pendakian Gunung Kerinci 3805 mdpl

Assalamuallaikum wr wb   
Lemme introduce my self. My name is Imam D Prabowo, you can call me Imam. Here, i’ll tell u about my journey climbed Mt. Kerinci. Ok, that’s enough. It’s time to turn my language i guess. Hhe..
Kurang lebih di bulan Juni ane diajak ndaki Gunung Kerinci sama temen ( Fiqi Ghozali ) yang waktu itu lagi njabat ketua pecinta alam jurusan sipil undip, MAPATEKSI ( Mahasiswa Pecinta Alam Teknik Sipil) Universitas Diponegoro. Tanpa pikir panjang langsung nerima ajakannya. Kapan lagi bisa ndaki salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Gunung tertinggi no 2 setelah Puncak Carstenz, Jayawijaya, Papua. Gunung Kerinci dikenal juga dengan sebutan Atap Sumatra. Untuk lebih mudahnya cerita, langsung aja nih baca catatan perjalananya (catper) sekaligus biaya yang keluar selama perjalanan.

25 Agustus 2012:
Dari semarang, naik kereta Tawang Jaya AC (gerbong tambahan saat lebaran). Di tiket tertera jadwal berangkat jam 07:50, tapi berbeda dengan kenyataanya. Kereta telat dan berangkat jam 10:00. Ongkos kereta Tawang Jaya AC waktu itu Rp 100.000,00 . Misi awal adalah ketemu Fiqi di Bekasi dan checking logistik terakhir di tempat temen kita ( M Ilyas Muzani ).
Kereta yang ane naiki gak turun di Stasiun Bekasi melainkan di Stasiun Jatinegara. Kurang lebih jam 16:40 nyampek Stasiun Jatinegara. Balik ke Stasiun Bekasi, KRL Rp 6000,00 . Sampai di tempat Ilyas sekitar jam 20:00. Kurang tahu itu di daerah mana tapi yang jelas deket samaa pabrik Takeda di Bekasi. Selamat malam dan selamat istirahat.

 26 Agustus 2012:
    Sekitar jam 08:00 Ane ma Fiqi mendeklarasikan ini start perjalanan. Ditemani Ilyas kita menuju agen bus PT. ALS (Antar Lintas Sumatra) di Jl. Raya Bekasi KM.18 Klender, Jaktim. Biaya ongkos ke tempat agen bus Rp 5000,00 . Di sini kita pisah sama Ilyas. Thx a lot buat Ilyas dan keluarganya di Bekasi.
    Berangkatlah kita menuju Sumatra. Oia, untuk biaya bis ALS Rp 375.000,00 (harga tuslah) per orang untuk tujuan Bangko. Sampai di Pelabuhan Merak 17:20. 
Untuk pertama kalinya merasakan bis lintas Sumatra. Bis diiringi lagu khas melayu dan orang-orang barat Indonesia. Satu hal lagi, ane gak paham sama sekali ma perbicangan orang-orang di bis ini. Semuanya nggunain bahasa Sumatra.
    Sampai di Pelabuhan Bakauweni jam 20:17. For the first time, my foot on Sumatra Island. Ini dia, perjalanan yang sebenarnya baru dimulai. Ane sama Fiqi menyebutnya “Pemerataan Pantat” . Karena kita mesti duduk seharian di bangku bis yang seharusnya mengikuti program peremajaan angkutan umum. Selama perjalanan, bis transit di rumah makan. Saran ane, buang air lah di tempat makan dari pada melakukan gerak akrobatik di toilet bis. Oia, untuk menu makan di tempat transit rata-rata harganya Rp 15.000,00 .  Sebagai contoh, makanan yang kita beli di tempat transit. Mie rebus + telor + nasi + air putih. 
Sepanjang perjalanan, mulai terlihat banyak perkebunan sawit, kelapa, sengon, rumah khas sumatra dan ada juga nanti bakal njumpai kebun durian yang luas banget. Kalau pernah denger kalau pembangunan di Indonesia gak merata. Ane memang mengiyakan dari dulu, tapi ane baru melihat pake kacamata ane sendiri dan tahu kenapa ada kalimat kalau pembangunan di Indonesia gak merata.
    Masih dalam bis, yang bisa dilakuin cuma tidur, makan, buang air di tempat transit, baca novel, berputar terus menerus sampai akhirnya..

27 Agustus 2012:
    Bangko, 21: 40 sampailah kita di pom bensin deket kantor Bupati Bangko. Sholat maghrib sama isya di mushola pom bensin. Selesai sholat kita jalan keluar pom bensin dan jadi perhatian orang-orang gara2 bawa 2 cariel besar berisi logistik selama seminggu di tanah orang. Waktu itu kita bingung mau kemana dan akhirnya mutusin nyari makan malam dulu. Belum nyeberang jalan kita didatengin 2 orang ngendarai motor. Nanyain kita mau pergi kemana. Kita langsung bersikap defense karena kita orang asing dan mungkin terkesan empuk di mata kriminal malam. Ternyata mereka adalah pecinta alam daerah situ. Mata Angin nama pecinta alamnya. kita diajak berkunjung ke sekre atau sebut aja basecampnya. Tempat sekrenya di Jl Jendral Sudirman KM 2, STKIP, kab Meranggen Kota Bangko, gak jauh dari pom bensin tempat kita turun dari bis tadi.
Beruntung kita ketemu sama anak – anak Mata Angin. Kita diberitahu banyak hal tentang Kerinci dan lain-lainya. Ternyata gak kita aja yang berkunjung ke sekre ini. Banyak pendaki-pendaki yang nggunain transportasi darat berhenti di tempat kita turun tadi dan juga dalam keadaan bingung mau menuju kemana yang akhirnya dibantu anak-anak Mata Angin. Kalau situ mau nggunain jalur darat, bisa aja nghubungi anak Mata Angin. Mereka ramah dan baik. Sedikit saran, bilanglah kalo pendakian situ lagi kejar target waktu dan gak bisa berlama-lama. Kalo gak gitu, bersiaplah jadi anak Bangko untuk sementara waktu. Hehehe.. 

28 Agustus 2012:
    Sekitar jam 00:30 kita berangkat menuju Sungai Penuh. Baiknya anak – anak Mata Angin, kita dianter ke tempat tunggu kendaraan umum menuju Sungai Penuh. Di Jalan Haji Mangkala kita nunggu bis, travel, mobil sayur atau kendaraan apapun itu yg bisa kita naiki. Sampai akhirnya kita dapet bis PO Safa Marwa yang berangkat dari Jambi ke Sungai Penuh dengan ongkos Rp 45.000,00 per orang. Silakan pejamkan mata karena gak ada yang bisa dilihat di malam hari dan perjalanan memakan waktu kurang lebih 6 jam sampai Sungai Penuh dan untuk beberapa waktu sinyal handphone akan hilang.
    Matahari sudah menunjukkan sedikit kehangatanya. Mulailah terlihat sawah - sawah penduduk sekitar. Hijau dan indah. Disini penduduk sudah menggunakan bahasa jawa karena mayoritas adalah orang - orang transmigran jaman dulu. Masih belum menyangka bisa sampai di tanah ini. Camdig ga berhenti ngambil gambar. Sayang, gambarnya hilang semua dan camdignya rusak (ane ceritain nanti kenapa ko bisa gitu).
Sejuk, dingin, damai, segar dan buat senyum sepanjang perjalanan. Danau Kerinci di pagi hari. Jam 06:25 kita nglewatin Danau Kerinci. Sedikit nyesel kita gak bisa singgah di Danau Kerinci atau danau di Gunung Tujuh. Saran ane, buatlah planning agar bisa berkunjung di danau ini. Pemandangannya memanjakan mata ditambah bukit barisan yang seolah-olah njagain danau ini. Gambar yang ane ambil ini sangat kurang bagus karena ngambilnya dalam keadaan bis melaju kencang di atas kondisi jalan medan perang. 
Tampak Danau Kerinci dan jauh di belakangnya ada Bukit Barisan yang mengelilingi.
Memasuki Sungai Penuh, mulai terlihat anak-anak sekolah memenuhi jalan. Atmosfer daerah yang tenang dan damai. Seneng rasanya ada di sini. Kita berhenti di kandang PO Safa Marwa di Jl Yos Sudarso. Saran ane, tanyalah orang bagaimana cara menuju Kayo Aro  ( Tugu Macan). Orang – orang disana baik dan ramah jadi gak perlu khawatir ( kecuali saat berada di pasar ). Dari saran orang Safa Marwa, kita mesti naik ojek buat nyaari mobil angkutan warna putih yang menuju Kayo Aro. Ongkos ojek Rp 3000,00 dan Rp 10.000,00 untuk angkutan warna putih. Jam 07:30 kita sudah di dalam angkutan yang diisi penuh 16 orang. Ane pikir ni sopir angkutan sangat ngerti bagaimana mendapatkan uang banyak dari apa yang dia punya. Perjalanan menuju Kayo Aro (Tugu Macan) membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam.
       Di perjalanan mulai terlihat pemandangan kebun teh yang manjain mata. Tak berselang lama kita udah sampai di Tugu Macan. Jam 09:00 kita mulai jalan menuju R10 atau bisa dibilang pos regestrasi pendaki. Jalan selama kurang lebih 20 menit kita mendapatkan tumpangan motor menuju R10. Tapi saat kita kesana R10 gak ada yang njaga. Jalan lagi dan mendapatkan tumpangan mobil. Sepanjang perjalanan dari Tugu Macan dihiasi dengan kebun teh, kol, kentang,dan sayur-sayuran. Mintalah sayur, atau umbi-umbian dari penduduk sekitar buat bekal tambahan. Mereka baik dan ramah lho, ciyus...  

Start dari pintu rimba jam 10.00 . Ok, wellcome to the jungle \m/ . Hutannya masih alami. Lembab dan seperti selalu mengawasi. Jalan sekitar 10 menit bisa langsung dijumpai flora dan fauna yang memikat pandangan. Radius mata memandang banyak sekali tupai yang lalu lalang di sekitar kita. Sedikit saran, bukalah roti dan biskuit. Jika beruntung dan para tupai sedang lapar, bisa aja tupai-tupai mendekat (siapkan kamera). Membutuhkan waktu kurang lebih 50 menit untuk sampai di Pos 1 dari pintu rimba. Kita istirahat sejenak sambil mbuat sarapan. Nah, ada kejadian horor disini. Banyak sekali suara orang berburu meneriakkan suara “wuk wuk wuk” berulang-ulang seperti sedang marah. Kita pikir itu orang yang sedang berburu dari kejauhan. Semakin lama semakin mendekat dan semakin banyak pohon-pohon bergoyang tanpa sebab. Kita masih mencoba rileks sampai akhirnya mata kita melihat ke arah langit. Ternyata suara-suara tadi berasal dari monyet. Monyet-monyet tadi bergelantungan dari pohon ke pohon. 
Sepertinya itu sebagai ucapan selamat datang untuk para tamu yang akan mendaki. Lanjut jalan...!!



Kita jalan santai dan gak terburu-buru. Sekitar 40 menitan kita sampai di Pos 2. Saat kita sedang istirahat di Pos 2, datang para pendaki lokal dari Sungai Penuh. Sedikit basa-basi, dari informasi anak – anak Mata Angin dan para pendaki lokal, kita disarankan untuk gak mendirikan tenda di shelter 1. Karena di malam hari Shelter 1 adalah jalur lintas harimau sumatera atau orang lokal disana menyebutnya dengan kata “nenek”. Kita mengiyakan dan mengejar target sebelum maghrib sudah di Shelter 2 atau Shelter 3 untuk bermalam. Para pendaki lokal mulai melanjutkan perjalanannya terlebih dulu dan kita tetep di Pos 2 sambil melemaskan kaki. Mendaki lagi dengan santai sambil melihat flora dan fauna di sekitar kita.
kita lanjutkan lagi perjalanan dari Pos 2 sampai akhirnya sampailah di tempat landai. Sepertinya tempat istirahat tapi gak ada tulisan pos di sini. Cuma ada pohon berdiameter sangat besar yang berlubang bagian bawahnya sehingga orang bisa jalan tembus ke balik pohon hanya dengan sedikit membungkuk. Ane ngrasa janggal. Pengen tetep lanjutin jala tapi Fiqi minta berhenti bentar buat ngambil beberapa foto pohon itu. Ane cuma duduk di atas bongkahan kayu yg letaknya kurang lebih 3 meter di depan pohon radi dengan posisi badan membelakangi pohon tersebut. Ane sendiri gak tahu kenapa gak mau ngeliat pohon unik itu. Cuma gak pengen ngeliat aja. Ane pikir aneh aja, karena tempat ini gak ada tulisan pos dan sangat sedikit sampah padahal tempat ini landai dan enak untuk rehat. Sampai saat Fiqi meminta untuk di foto di dalam pohon tersebut. Ane balik badan dan motret dia. Pas ane lihat hasilnya, ane kaget bagian kanan atas hasil gambar ada yang nutupin sekitar seperempat hasil gambar. Padahal ane yakin tangan gak nutupin. Logikanya, tangan kanan ane gunain buat neken tombol. Gimana bisa menutupin bagian atas kanan sampai seperempatnya? Saat itu gak pikir negatif atau hal-hal mistis semacamnya. Ane ambil gambar Fiqi lagi yang pose di dalem pohon dan sekitarnya. Gambar bagus dan jelas. Pas Fiqi pengen memotret ane ma pohon itu, ane nolak dengan alasan yang gak ane ketahui, pokoknya nolak dipotret ma pohon itu. Cuma pengen cepet2 ngelanjutin jalan. Sekitar 10 menit kita di tempat itu. Kita lanjutin lagi perjalanan.
Sampai di Shelter 1, kita ketemu dengan para pendaki lokal yg tadi. Fiqi diajak buat ngambil air dan ane nunggu sambil ngobrol sama para pendaki lokal tadi. Tiba-tiba, salah satu dari rombongan pendaki Sungai Penuh tanya ke ane ,”Abang tadi ndak singgah di pohon keramat kan?” . Nah, mendengar kata keramat ane langsung konsentrasi ma perbincangan orang yang tanya tadi. Ane iyakan kalo ane dan Fiqi singgah dan ambil gambar disitu tapi gak tau itu pohon keramat (malah baru ngeh itu pohon keramat). Salah satu temen dari orang yang tanya tadi tiba-tiba nunjukkin muka masam dan gak suka sama kelakuan ane ma Fiqi. Orang lain lagi dari rombongan itu langsung menekankan kalo melewati pohon itu jangan singgah dan jangan toleh. Masih ingat dengan jelas kalimat orang itu,” Abang kalo lewat pohon itu janganlah toleh atau singgah bang. Itu pantangan. Terus ajo jalan.”. Ane cuma manggut-manggut. Gak lama Fiqi dateng ma botol yang keisi air setengah.
Akhirnya ane sama Fiqi jalan sama rombongan pendaki lokal tadi. Agak kewalahan fisik kita nyaingi jalan mereka secara fisik kita udah dikuras ma perjalanan jauh menuju gunung ini sampai akhirnya kita ketinggal ma mereka. Medan yang berat, tanjakan mampus di tambah hujan. Medan udah jadi parit hujan aja. Ngalir terus dari atas ke bawah. Nice condition! Kita jalan sangat2 pelan. Pelan yang penting naek. Sambil nahan dingin. Matahari udah mulai tenggelam. Sampailah kita di Shelter 2 sekitar jam 18.05. Langsung kita bongkar tenda dan masak, solat dan tidur. Medan paling berat itu dari Shelter 1 ke Shelter 2. Lumayan banyak tanjakan 45 derajat nya. Ditambah kena hujan. Nice...

29 Agustus 2012:
Jam 03.00 kita bangun. Masak, makan dan packing untuk muncak. kita bawa sedikit logistik, camdig sama jas hujan. Sedangkan tenda kita tinggal di Shelter 2. Gelap, nanjak, berbatu, dan licin. Shelter 3 adalah tanah lapang tanpa penghalang untuk angin. Sangat ane sarankan gak ndiriin tenda di shelter 3 kecuali situ kuat dinginya terpaan angin di ketinggian 3351 mdpl tanpa penghalang. 
Langsung melanjutkan perjalan sampai Tugu Yuda. Tugu peringatan atas meninggalnya pendaki di gunung ini. Masih terus mendaki. Waktu menunjukkan sekitar pukul 04.40 . Terpaan angin semakin menusuk, bau belerang semakin mencuat ditambah kabut yang menutupi pandangan. Saran ane, pakailah kaca mata untuk melindungi pedasnya terpaan angin. Ok! Keep moving! Berkali kali istirahat sambil ngelindungin diri dari terpaan angin yang datang dari puncak. Whuss...!!! sampek goyang ni badan. Masih tetap semangat melawan dinginnya angin dan bau belerang. Fyi, Ane pakai jaket dobel masih tetap terasa tusukan dinginnya. Padahal Fiqi cuma pakai selapis jaket orange anggota mapateksi. Gengsi katanya pakai jaket gunung (maklum ketua mapala). Karena masih awam dengan medan, kita banyak menggunakan dua tangan kita untuk memilah jalan dan dikit-dikit istirahat.

          Masih jalan membungkuk mencoba mencari jalan yang terpaan anginnya gak sadis. Sampai gak ada lagi jalur mendaki. Kita sampai di dataran puncak. Saran ane, tinggalin tanda waktu situ sampai di dataran puncak agar saat kabut datang situ tahu dan inget harus turun lewat mana. Hingga sampailah puncak kerinci 3805 mdpl \m/. Luangkan waktu sejenak untuk bersyukur, berdoa juga merenung atas hidup yang sudah kita jalani. Sayang kondisi puncak waktu itu diselimuti kabut. Gak banyak gambar yang diambil. Sekitar 30 menit kita di puncak dan akhirnya memutuskan untuk turun. Matahari sudah mulai terlihat senyumnya dan alam kerinci pun sudah mulai melihatkan indahnya. Dingin kabut sudah mulai berkurang dan kita bisa turun santai tanpa perlu menghindari terpaan dingin angin.
Ini gambar diambil dari perjalanan turun dari puncak, kurang lebih jam 8 pagi. Di belakang Fiqi itu danau di Gunung Tujuh.
Perjalanan turun gak begitu byk buat catper jadi gak bisa cerita banyak. Jelasnya perjalanan turun kita sangat lambat karena lelah dan kaki yang gak kuat untuk turun cepet. Sampai pintu rimba sekitar jam 16.30. Sudah gak terlihat lagi petani. Jalan setapak sepi sampai tiba di jalan aspal jadul dan bertemu mobil yang lagi ngangkut sayur kol. Numpang mobil pick up itu sampai di tugu macan. Sebelumnya pick up berhenti lagi untuk ngangkut rumput yang nantinya dipakai untuk makan ternak. Sampai di Tugu Macan jam 18.05 . We got problem, travell atau kendaraan ke Sungai Penuh udah gada. Clingak - clinguk di pinggir jalan pek hampir memutuskan ndiriin tenda di bawah Tugu Macan. Sebelum ndiriin tenda kita mo cari makan dulu. Pas mau jalan beberapa langkah cari ke arah tempat makan tiba – tiba ada dua orang boncengan naek motor ndatengin kita. Kita diajak sama dua orang tadi ke pos pendaki Jejak Kerinci. Kita di kasi tahu kalau kendaraan ke Sungai Penuh terakhir jam 17.00. Nah, buat yang mau ke Kerinci dicatet ya! Kendaraan terkakhir ke Sungai Penuh jam 17.00 dari Tugu Macan, Kayu Aro. Akhirnya kita makan malam sekaligus bermalam di pos Jejak Kerinci. Pegel? Ya pasti pegel. 3805 mdpl bro! Hahaha.... 

30 Agustus 2012 :
    Ok, fajar dateng. Dingin udah kerasa lagi. Jaket Karimor minjem Nasrul kerasa banget fungsinya. Habis sholat subuh kita mandi. Kamar mandi sederhana tapi jangan tanya soal aernya. Brrr.... segernya puol...!! habis mandi kita packing dan sedikit ngobrol sama mas Heru dan mas Rike (orang yang ngurusin basecamp pendaki). Ngobrol – ngobrol soal daerah Kerinci dan sekitarnya. Gunung Kerinci gak bisa di prediksi cuacanya. Kalau misal di Shelter 2 terang. Bisa jadi di Shelter 3 hujan. Kalau di bawah hujan. Bisa jadi di atas cerah terang. Sampai akhirnya aku tanya tentang pohon keramat sehabis pos 2. Mas Heru dan Mas Rike mengiyakan kalau di tempat itu pendaki gak boleh rehat atau toleh belakang. Memang iman berkata untuk gak percaya hal mistis itu. tapi kalau kita gak beriman tentang hal mistis. Itu juga salah. Ingat surat An-Nas ye.. Ngobrol – ngobrol lagi. Fyi, semua foto ini diambil pake kamera hp. Camdig ane rusak dan semua hasil foto sebelum pohon keramat ilang semua. Dokumentasi yg pake camdig cuma dari Tugu Yuda muncak pek turun ke Shelter 2. Bis itu camdig rusak. Mas heri dkk pengurus jejak kerinci juga seorang porter sekaligus tim yang berangkat duluan kalau ada pendaki yang kenapa – kenapa disana. Sempat juga pernah gotongan ngangkat mahasiswa yg beratnya 85 kilo yang kedinginan kena badai. 
Gak lama ngobrol, ibu yg punya tempat nyuruh makan. Ok, selamat makan..! kentang yg kita lihat kemarin di panen sekarang kita makan mateng – mateng ditambah sedikit daging ikan. Walah, kerasa banget kaya udah lama gak makan enak. Bersyukurlah mulut ini masih dapet nikmat makan enak.. makan enak+kenyang ditambah teh anget. Lengkap sudah perut. Nyantai – nyantai dulu di teras depan pos jejak kerinci. 
Sekitar jam 09.15 kita pamitan dari pos jejak kerinci. Nah ini dia. Pas aku tanya ada biaya registrasi atau penginapan. Mas Heri bilang kalau pos ini gratis dan terbuka untuk umum. Nice.. thx a lot bt jejak kerinci. Kita gak langsung naek angkot putih dari depan jejak kerinci. kita jalan lagi balik ke tugu macan. Kenapa? Karena kita gak punya foto di tugu macan gara – gara camdignya rusak dan ilang semua memorynya brai... :( . semua dokumentasi sebelum pohon keramat ilang semua.. :(

Jalan kaki dari Pos Jejak Kerinci sampai Tugu Macan kira – kira 10 menit. Ok, ambil foto di tugu macan sambil nunggu angkot putih jurusan Sungai Penuh lewat. Sayang gunungnya lg ketutup kabut. Kalau gak ketutup kabut pek puncaknya. Beh..., tinggi nian nan elok indahnyo.. (sok pake logat sumatra) . Gak lama, angkot putih dateng. Naeklah kita dan menikmati perjalanan ke Sungai Penuh. kurang lebih 1 jam. Kita turun di terminal yang sekaligus deket sama pasar. Bingunglah kita karena kendaraan/travell ke Bangko banyak macam dan harganya. Sedikit saran, jangan cari kendaraan ke Bangko di daerah pasar atau terminal. 
Jalan – jalan aja dulu njauh ke luar pasar atau terminal. Kenapa? karena banyak semacam calo atau orang yang menaikkan harga karena tahu kita bukan orang lokal. Keluar dari pasar ternyata banyak ko agen – agen resmi travel atau bis ke Bangko. Sayangnya, kendaraan shift pagi ke Bangko terakhir jam 10.00 . Iye2 telat, akhirnya kita cari yang shift malem berangkat jam 21.00 . Bagaimana cara menghabiskan waktu sampai jam 21.00 ? keliling aja Sungai Penuh. Daerahnya ga besar2 amat ko. Saran tempat – tempatnya ni ya. Alun – alun Sungai Penuh (nikmatin pemandangan bukit barisan sambil liat anak2 kecil maen bola), singgah di Masjid Baiturahman, makan pempek – pempek, singgah di Umah Uhang Empat Jenis yang udah gak kerawat, beli gorengan khas Sungai Penuh (beda sama gorengan jawa). Masih belum habis waktunya? Coba bakar pasar. Habislah waktumu di kantor polisi. Hahahaha...
Ok, skip the story. Kita berangkat jam 21.00 lebih dari Sungai Penuh menuju Bangko naek travel suzuki apv. Oia, di Sungai Penuh. kita sudah sekalian beli tiket langsung PO Family Raya buat pulang ke Jawa. Fiqi ke Jakarta, ane ke Semarang di agen pinggir jalan Sungai Penuh. saran lagi nih. Jangan beli tiket bis langsung ke Jawa di Sungai Penuh. kenapa? karena itu agen pinggir jalan yang otomatis harganya dinaekin. Ane kena Rp 500.000 gan...!! (tapi itu dah beres pek Jawa). Jadikan prioritas utamanya ke Bangko. Karena di situ ada markas resminya PO Famiy Raya. Otomatis harganya bener dan gak di mark up. Travell pasti bisanya kalo disuruh nurunin ke markas Family Raya. Karena akses keluar Sungai Penuh dekat sama markas Family Raya. Kalo gak salah inget. Travell ke Bangko dari Sungai Penuh itu sekitar Rp 60.000

31 Agustus 2012 :
Ini dia yang kita sebut dengan kata gatel (dengan konotasi ‘e’ dari kata edan). Jadi, Sekitar jam 01.00 si sopir ngantuk berat dan jalanya wah ngeri abis. Lawan jalur diembat ma doi. Mobil ngerem-ngerem ndadak sendiri. Oleng ke kanan, oleng ke kiri, ane ma Fiqi duduk di kursi depan. Fiqi lagi tidur dan ane yg bilang “Bang! Bang! Bang! Ati2 Bang! Awas Bang tikungan!”. Ada sampek 5 kali mobil berhenti bentar cuma buat sopirnya tidur sebentar.ckckck... mampir ke warung beli kratingdenk (bener ga tuh merknya?) tapi tetep aja masih olang oleng mobilnya. Kondisi jalan sepi, gelap, banyak banget tikungan. Saking gregetanya karena ngebahayain penumpang. Langsung ane nawarin gantian yang nyopir. Apa si sopir bilang? “Gak dari tadi adek bilang lah.” wtf!! Ok, tukar posisi. Gantianlah si Fiqi sekursi berdua ma si sopir di bangku depan.
Sampai di Bangko sekitar jam 04.00. Ok, masih fajar dan kondisi hujan deres. Kantor FR belum buka dan ketemu 2 calo jalanan di depan kantor yg sksd. Katakan GAK pada calo! Percayalah kita masih bisa hidup dan sampai di tempat tujuan dengan sehat walafiat walaupun calo nakut-nakutin tiket habis,dsb. Hahahhaha... sekitar jam 06.30 hujan udah mulai gak deres. Kita jalan ke basecamp Mata Angin. Kita dah janji mau maen lagi ke sana kalo dah selese muncak. Alhamdulillah dapet sarapan gratis dari anak – anak Mata Angin. 

Thx a lot brothers...!! ngobrol ngobrol pek jam 10.00 . Kita dianter ke tempat markas FR. Muter – muter dikit jalanya soale ga pake helm. Nyampek markas FR ternyata ngaret berangkatnya. Jam 10.40 berangkat dari Bangko – Semarang. Go Home....!!! Perjalanan pulang...!! pemerataan pantat lagi. Novel Anak Arloji tamat. Bis gak keisi penuh. Masih banyak bangku kosong. Mungkin karena ini kelas ekonomi.
 











See u next time Sumatra...


1 Agustus 2012 :
    Nyampek Rawangmangun, Jakarta jam 20.25. Pisah ma Fiqi soalnya dia langsung mo Kerja Praktek. Ok, sendirian di bis sekarang. Tidur lagi, bangun lagi, tidur lagi.

2 Agustus 2012 :
    Nyampek Semarang, depan terminal terboyo jam 08.20 . Dijemput Nasrul. Sampek kosan langsung mandi terus tidur.

Kalau mau ada yang ndaki Kerinci dan mungkin mo tanya2 seputar perjalanan, dsb. Monggo kontak ane aja. Yang ane tulis disini mugkin kurang lengkap dan jelas buat situ. Buku catper ane carut marut soale. Hhe..Sampai ketemu lagi di travelling berikutnya.. mau kemana kita? Rinjani... terus? Malaysia, Singgapore.. Btw, mo lulus kapan kalo ngebolang trs? Hm....
Akhir kata...


 “Sebuah negara tidak akan kehilangan pemimpin yang berwibawa jika pemudanya masih suka menjelajahi hutan dan mendaki gunung”, Henry Dunnant
untuk apa mendaki gunung tertinggi jika kita tak tahu arti kerendahan hati”, Imam D Prabowo

Wassalmuallaikum wr wb.

A big thank to :
- Allah SWT
- orang tua
- sahabat, teman-teman dan juga Fiqi yang sudah ngajakin naek kerinci
- MAPATEKSI yang buat Ane suka travelling dan kuat. Hahahaha...
- AGEA : sponsor penting berpetualang
- Mata Angin : mbak mimi, bang bopeng, bang puyang, bang beny, wocil, dkk (terima kasih makan gratisnya \m/)
- Jejak Kerinici :Mas Heri , Mas Rike
- Eiger, Rei, The North Face
- Arloji SWISS ARMY CHRONOFORCE
- Nokia dan Camdig Samsung
- Fitbar, cadbury, mie instan, jahe, aqua,dkk
- PT. KAI, Kapal, PO. ALS, PO. Family Raya, angkot, dan jasa transportasi laenya
- dan semua yang belum kesebut..

2 comments:

  1. Anjink ni... bawa bawa nama gua lagi.. kan parah...
    jadi sakit hati gak bisa ikut ke kerinci... hha, parah ni mam.

    ReplyDelete
  2. mampus.. makanya jgn suka boonginortu.. hahaha...

    ReplyDelete